Friday, June 3, 2011

Ulang Tahun Keraton Kacirebonan: Merayakan Kembali Semangat Perjuangan Rakyat


Meriam alteleri berukuran besar mengawal gerbang keraton Kacirebonan, dengan beberapa orang tentara bersiaga di dekat meriam tersebut. Sebuah pemandangan yang tidak biasa di halaman Keraton Kacirebonan yang biasanya sepi lengang.

Bukan hanya itu saja, sebuah panggung kecil berdiri tak jauh dari meriam tersebut. Beberapa penari cilik dengan lincah  bergantian membawakan tari topeng kelana di atas panggung tersebut. Pemandangan yang tidak biasa ini ternyata adalah bagian dari perayaan ulang tahun Kacirebonan yang ke 203 tahun.

Keraton termuda di Wilayah Cirebon yang resmi berdiri pada tahun 1808 tersebut, pada tanggal 20 Mei hingga 23 Mei 2011 yang lalu menyelenggarakan pesta ulang tahun, yang bernafaskan semangat perjuangan Keraton Kacirebonan bersama rakyat, sebagaimana sejarah awal berdirinya Keraton Kacirebonan.

Dalam perayaan yang digelar selama tiga hari tersebut, keraton kacirebonan menampilkan beberapa stand pameran yang beragam. Selain menampilkan panggung kesenian dari kelompok kesenian Sekar Pandan Asuhan Elang Heri. Juga menampilkan pameran persenjataan dari unsur militer seperti Angkatan laut dan Angkatan Darat. Bukan itu saja, Komunitas Tionghoa Cirebon juga turut mengambil peran daram perayaan tersebut. Mereka menampilkan pameran foto Cirebon tempo dulu yang mengangkat beberapa bangunan bersejarah komunitas tionghoa di Cirebon.

Di bagian bangsal Keraton Kacirebonan, digelar literatur-literatur kuno yang dimiliki oleh Keraton Kacirebonan. Ada yang bertuliskan huruf Jawa kuno dan ada pula bertuliskan huruf Arab. Literatur tersebut sudah cukup tua, beberapa diantaranya sudah berusia ratusan tahun. Menurut Rokhman, petugas dari Konservasi Budaya Cirebon, literatur-literatur yang dipamerkan tersebut, hanyalah sebagaian kecil literatur yang di miliki oleh Cirebon. Literatur-literatur lainnya tersebar di keraton-keraton Cirebon lainnya, bahkan ada yang dimiliki secara pribadi oleh perorangan. Namun dari sekian banyak literatur yang ada, masih sangat sedikit yang sudah dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan menjadi acuan sejarah budaya Cirebon.

Akta Pendirian Kacirebonan  
Selain literatur juga, turut dipamerkan akta pendirian Keraton Kacirebonan yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Gubernur Hindia Belanda, Daendels. Akta tersebut disimpan dengan perlindungan seadanya, yaitu hanya menggunakan laminating dari plastik mika. Namun begitu, tulisannya yang menggunakan tulisan tangan berbahasa Belanda masih cukup jelas terbaca, dengan stempel merah miliki Gubernur Hindia Belanda saat itu.

Dalam perayaan tersebut juga di pamerkan berbagai macam keris yang ada di pulau Jawa. Beberapa diantaranya adalah keris kuno yang telah berusia ratusan tahun dan selebihnya adalah keris-keris buatan masa kini. Namun menurut Mpunya, walaupun di buat di jaman modern, keris-keris tersebut tetap dibuat dengan laku ritual selayaknya keris-keris kuno, untuk mempertahankan budaya dalam pembuatan keris.

Tak jauh dari pameran keris di gelar, dua orang seniman batik dengan piawai menunjukkan keahliannya dalam membuat batik tulis. Tangan-tangan mereka cukup trampil dalam menorehkan canting di atas kain putih, hingga membentuk sebuah motif batik yang cukup indah. Kepiawaian mereka cukup menarik perhatian pengunjung, mereka berkerumun, berlomba untuk melihat lebih dekat tangan-tangan para pembatik itu beraksi. Bahkan pengunjung anak-anakpun dibuat terpesona dengan kemahiran para pembatik tersebut memainkan cantingnya. Gerak tangan mereka seolah-olah seperti sedang menari di atas kain. Begitu lincah, lembut dan menyisakan keindahan.

Bergeser sedikit dari stand pembatik, kita akan disuguhi pemandangan sepeda-sepeda onthel tua yang sangat klasik dan menarik. Selain memajang sepeda tua nan antik, stand yang dikelola oleh komunitas sepeda onthel “Cepot” juga memamerkan aksesoris sepeda onthel yang tidak kalah unik dan menarik.

Walaupun hanya sedikit dan sederhana ragam yang dipamerkan, perayaan ulang tahun Keraton Kacirebonan cukup mengingatkan kita akan manunggalnya Keraton Kacirebon dengan perjuangan rakyat melawan penjajah belanda, diawal berdirinya keraton termuda di Cirebon tersebut. Walaupun lebih di dominasi dengan pameran peralatan tempur, tidak ada kesan penjagaan ketat oleh para aparat yang bertugas di sana. Para pengunjung dapat bebas melihat persenjataan tersebut dari dekat. Bahakan tidak jarang ada pengunjung yang berpose dengan latar belakang peralatan tempur, seperti meriam anti pesawat udara milik AL.

Semoga dengan diadakan perayaan ulang tahun seperti ini. Akan semakin membantu peran keraton, khususnya Keraton Kacirebon untuk semakin memperkaya seni dan budaya yang hidup di tanah Cirebon. Sehingga masyarakat Cirebon tidak terputus akar budayanya, akibat terkikis dengan budaya-budaya asing yang semakin pesat mengambil hati kaum muda. (ysg)

No comments:

Post a Comment