Thursday, May 19, 2011

Aerli Rasinah, Menari Dari Hati


 
Dalam kesehariannya ia tampak seperti gadis biasa, tak ada bedanya dengan gadis-gadis lain seusianya. Tapi saat ia mengenakan busana tari topeng lengkap dengan topengnya. Seolah-olah ada roh lain yang merasuki tubuhnya. Itulah Aerli Rasinah (22) cucu sang maestro Mimi Rasinah sekaligus pemegang tongkat estafet Seni Tari Topeng Indramayu (Pekandangan).

Bagi Aerli, menari baginya bukanlah sekedar menjalankan wasiat almarhumah sang nenek untuk melanjutkan kesenian tari topeng di tangannya. Tapi baginya, menari adalah panggilan jiwa. Bukan sekedar kewajiban tapi merupakan kebutuhan bagi hidupnya. Itulah mengapa setiap gerak tarinya terasa begitu hidup dan sanggup membuat jiwa setiap mata yang memandangnya terasa turut hanyut dalam setiap gerakannya. Karena gerakan tarinya tidak sebatas muncul dari dalam pikirannya, tapi jauh dari dalam hatinya.

Lihat saja tarian Panji Rogoh Sukma yang ia bawakan bersama neneknya, Mimi Rasinah di Bentara Budaya Jakarta dalam acara pentas seni dan pameran ”Indramayu dari Dekat”, Bulan Agustus 2010 silam. Saat itu Mimi Rasinah hanya bisa menari sambil terduduk akibat stroke yang dideritanya, ia hanya sanggup menggerakan tangannya dengan lembut, sementara Aerli menari di atasnya. Dengan penjiwaan yang kuat, Aerli sanggup membaca pikiran sang neneknya dan menterjemahkannya dalam gerak tari yang memukau.

Panji Rogoh Sukma adalah tarian terakhir Mimi Rasinah. Tarian ini diaggap sebagai puncak tertinggi seni tari Topeng Indramayu. Dalam tarian ini seorang penari dituntut untuk mengolah jiwanya dengan menahan segala gerak tubuh. Gerak-gerak yang muncul adalah dorongan yang benar-benar meluncur dari kedalaman jiwa, bukan karena sesuatu yang dipikirkan secara teknis. Dan Aerli Rasinah sanggup melakukan semua itu dengan baik.
Berpindahnya tongkat estafet Seni Tari Topeng Indramayu dari Mimi Rasinah ke Aerli Rasinah, tidaklah dilakukan secara sembarangan. Mahasiswi STSI bandung ini Pada 15 Maret  2010 yang lalu, harus  bebarangan (ngamen) di tujuh tempat dalam sehari sebagai syarat untuk melanjutkan perjuangan Mimi Rasinah. Kini Sanggar Seni Tari Mimi Rasinah dan kelangsungan hidup seni tari topengnya ada di pundak Aerli Rasinah beserta murid sang maestro lainnya. Semoga Tari Panji Rogoh Sukmo tidak lagi menjadi puncak dari segala puncak tari topeng Indramayu. Tapi melalui tangan dingin Aerli Rasinah, akan lahir kreasi-kreasi seni topeng yang lebih memukau. (ysg)


1 comment: