Thursday, September 8, 2011

Orang-orang Keling Penjaga Makam Sunan Gunung Jati


                                                                                                          Foto : Istimewa
Para penjaga atau kuncen (juru kunci) pada makam Sunan Gunung Jati ternyata menyimpan sejarah yang menarik untuk disimak. Para kuncen yang keseluruhannya berjumlah 108 orang itu ternyata masih berada dalam satu garis keturunan. Perhatikan saja wajah-wajah mereka, dimana ada kesamaan bentuk wajah oval dengan mata cekung ke dalam dan hidung mancung, serta kulit gelap. Sebagian besar bekel juga berambut keriting atau sekadar bergelombang.karena kata “keling” dalam bahasa Cirebon sering mengacu pada warna kulit yang hitam atau coklat mengkilat.
Mereka adalah orang-orang keturunan Adipati Kelingga, yang berasal dari sebuah daerah dekat Kediri Jawa Timur pada masa Kerajaan Majapahit dulu. Karena itulah para kuncen tersebut dikenal juga dengan sebutan orang Keling. Adipati Keling dan rombongannya datang ke Cirebon  dengan membawa rasa sakit hati, yang tidak diketahui terhadap siapa dan karena alasan apa. Kemudian  Adipati Keling bertemu dengan Sunan Gunung Jati dan menjadi orang kepercayaan sang sunan dengan gelar Adipati Pangeran Suranenggala.
                                                                             Foto : Istimewa
Sebagai rasa terima kasih sang adipati kepada Sunan Gunung Jati, ia pun bersumpah akan membaktikan dirinya hingga tujuh turunan kepada Sunan Gunung Jati. Walaupun saat ini orang keling sudah sampai ke generasi ke lima belas, namun mereka masih membaktikan dirinya terhadap Sunan Gunung Jati dengan menjaga dan merawat makam sunan tanpa di gaji, di mana untuk kehidupan sehari-hari mereka hanya menggantungkan hidup dari sedekah yang diberikan oleh para peziarah secara sukarela. Mereka terbagi dalam 9 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 12 orang berjaga-jaga secara bergiliran selama 15 hari yang diketuai oleh seorang Bekel Sepuh dan Bekel Anom (mewakili Keraton Kasepuhan dan Kanoman) yang dipimpin oleh seorang Jeneng yang diangkat oleh Sultan..  Saat ini mereka yang mengemban tugas tersebut umumnya karena meneruskan tugas dari ayah atau saudara yang tidak mempunyai anak atau bisa juga karena mendapat kepercayaan dari yang berhak. Ada serangkaian ritual yang harus dilaksanankan pada saat pertama kali mereka diberi amanat mengemban tugas. (ysg)

2 comments: