Friday, July 22, 2011

Suling Pelog Berusaha Menembus Zaman

Diantara keramaian suasana di Alun-alun Keraton Kasepuhan, sayup-sayup terdengar alunan suling bambu. Padahal para pemusik di atas panggung pementasan masih bersiap-siap, saat itu belum ada diantara mereka yang memainkan alat musiknya. Penasaran dengan hal ini, saya berusaha mencari tahu dari mana asal suara alunan suling tersebut.

Ternyata tak jauh dari sebelah kanan penggung, tampak seorang lelaki tua sedang asyik memainkan suling bambunya, tak jauh dari tempatnya berdiri, tampak sebuah rak dengan berbagai ukuran  suling bambu tergantung di sana.

Dialah Pak Syuaib, lelaki berusia 45 tahun asal Desa Cipeujeuh Kecamatan Susukan Lebak Kabupaten Cirebon. Lelaki ini selain seorang pengrajin suling bambu, dia juga seorang peniup suling yang handal, yang sangat piawai dalam memainkan suling untuk mengiringi gamelan Cirebon.

Pak Syuaib adalah sosok yang bersahabat, saat ditanya tentang suling yang ditiupnya, dengan ramah ia memberikan penjelasan tentang tingkatan nada-nada suling yang biasa mengiringi gamelan Cirebon seperti Degung, Pelog dan Salendro. Ia juga menjelaskan jenis-jenis suling yang berbeda untuk memainkan nada-nada tersebut. Dia juga tanpa sungkan-sungkan menguraikan bagaimana suling-suling tersebut dibuat dengan tangannya sendiri. Dengan gamblang ia menjelaskan kelebihan lubang suling yang dibuat dengan menggunakan bor, seperti yang ia buat dibanding dengan menggunakan api.

Tanpa sungkan-sungkan Pak Syuaib menunjukkan kepiawaiannya dalam meniupkan suling dalam berbagai nada. Beberapa orang datang, melihat-lihat suling dagangannya, beberapa diantaranya mengajukan penawaran dengan harga yang rendah, namun Pak Syuaib hanya tersenyum ramah dan kembali melanjutkan alunan sulingnya, dengan nada yang rendah, kadang meninggi dan kembali rendah. Suara sulingnya mengalun bersama tiupan angin malam, merambah setiap sudut  Alun-alun Keraton Kasepuhan, menembus hiruk pikuknya keramaian.

 Saya hanya tersenyum melihatnya, sambil berharap dalam hati, semoga sulingmu tetap mengalun di tengah-tengah “zaman ringtone” ini... (ysg)

No comments:

Post a Comment