Wednesday, April 6, 2011

Mencari Keselamatan Di Masjid Tua


Ditengah hiruk pikuk pusat perbisnisan di Jalan Karang Getas Cirebon, menyempil sebuah masjid tua bersejarah tak jauh dari perempatan jalan menuju Pasar Kanoman. Lokasinya terhimpit di antara toko-toko emas yang mendominasi bisnis di jalan tersebut. Bahkan papan namanya pun tertutup oleh kain-kain yang dijadikan sebagai pelindung panas oleh toko emas, maupun penjual emas emperan yang berada di depannya. Masjid ini tidak memiliki pelataran, hanya dibentengi dengan tembok tinggi yang menyatu dengan toko-toko di sampingnya dan hanya menyisakan sebuah pintu kecil sebagai asset masuk dan keluarnya.

Adalah Masjid Jagabayan, sebuah masjid tua bersejarah yang didirikan pada awal-awal pemerintahan Keraton Cirebon pada masa Sunan Gunung Jati. Dinamakan Jagabayan, karena masjid ini dipercaya dapat menjaga umatnya dari marabahaya. Karena itulah banyak peziarah yang datang ke masjid yang berukuran tidak lebih dari 10 m x10 m ini untuk mencari keselamatan atau membuang sial.

Dengan ritual yang dinamakan sedekah minyak, dimana para peziarah datang ke masjid tersebut dengan membawa sekantung plastik berisikan minyak kelapa, kemudian mengutarakan maksudnya kepada penjaga masjid, lalu mereka berdoa bersama, memohon pertolongan dari Allah SWT agar diberi keringanan dan bantuan dalam menghadapi masalah. Setelah proses tersebut selesai, penjaga masjid akan memberikan kepada para peziarah sekantung air yang berasal dari dalam sumur yang terdapat di masjid tersebut untuk di bawa pulang. Biasanya air tersebut digunakan untuk diminum, cuci muka ataupun untuk mandi kembang.

Diantara kesibukan aktifitas bisnis yang ada disekitarnya, Masjid Jagabayan seolah-olah berdiri sendiri, tak tersentuh oleh pengaruh kemajuan kota. Ditengah-tengah kesibukan masyarakat sekitarnya dalam mengejar rupiah, masjid tersebut tetap setia menjalankan fungsi tradisinya dalam menjaga keselamatan umat. (ysg)

No comments:

Post a Comment