Tuesday, April 5, 2011

“Kirik” Basa Gaule Wong Cirebon


Pernah mendengar orang Cirebon bercakap-cakap dengan bahasa Cirebon? Bagi anda yang bukan orang Cirebon dan baru pertama kali mendengar percakapan orang Cirebon pasti akan merasa aneh atau geli.

Pasalnya dalam obrolan bahasa Cirebon, selain logat  dan bahasa Jawanya agak berbeda dengan bahasa Jawa kebanyakan, seperti bahasa Jawa yang berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa Cirebonan juga  kerap terdengar kata “kirik” dilontarkan. Kirik yang dalam bahasa Indonesia berarti anjing ini, dalam bahasa Cirebon tidak diucapkan dalam bahasa makian dengan kondisi marah atau emosi. Kirik biasanya diucapkan dalam bahasa Cirebon sehari-hari, bukan dalam bahasa Cirebon halus atau bebasan yang juga menggunakan bahasa Jawa halus. 

Kata kirik selain digunakan sebagai bahasa gaul untuk menunjukkan keakraban, juga digunakan sebagai ucapan spontanitas untuk menunjukkan rasa kaget atau kekaguman terhadap sesuatu. Contoh penggunaan kata kirik dalam beberapa kalimat:
“Kirik priben kabare lawas beli ketemu kuh?” (Kirik, bagamana kabarnya lama tidak berjumpa), adalah contoh sebuah kalimat yang biasanya diucapkan secara akrab kepada seorang sahabat yang lama sudah tidak berjumpa.
“Kirik, dipareki malah nyruduk!” (Kirik, didekati ko’ Menyeruduk), adalah contoh  sebuah kalimat yang dilontarkan oleh seseorang yang merasa kaget ketika akan di seruduk oleh seekor kambing. Dalam kalimat tersebut penekanan kata kirik diucapkan sebagai ungkapan rasa kaget. Bagi orang luar Cirebon yang mengerti bahasa Jawa, melihat dan mendengar kondisi sebagaimana yang digambarkan tersebut, tentulah akan bingung. Ko’ ada anjing (kirik) yang menyeruduk atau akan berpikiran mana anjingnya, ko’ yang ada cuma kambing? Itulah uniknya bahasa Cirebon.

Dalam obrolan sehari-hari masyarakat Cirebon, kata kirik sering terdengar diucapkan berkali-kali. Apalagi obrolan tersebut adalah obrolan yang tidak serius dalam suasana santai dan penuh canda. Penggunaan kata kirik dirasa mampu menjadi “bumbu penyedap” yang dirasa mampu menjadikan sebuah obrolan menjadi menyenangkan. Karena itu tidaklah salah jika kata kirik dianggap sebagai  basa gaule wong cerbon.

Walaupun kata kirik digunakan sebagai bahasa keakraban, namun dalam penggunaannya tidak bisa sembarang diucapkan. Kata kirik hanya diucapkan kepada orang yang seusia atau lebih muda, karena itu jangan coba-coba menggunakan kata kirik kepada orang yang lebih tua atau pada acara-acara resmi semisal upacara pernikahan atau pembukaan syukuran hari kemerdekaan, karena anda pasti akan dihujani dengan lemparan sendal. (ysg)

17 comments:

  1. k+r+k ulasane menarik cah, j@lid kuh!
    hehehe.. blognya bagus ang, banyak artikel2 menarik..

    salam kenal, ini blog saya, masih cupu bgt, http://cirebonmetro.blogspot.com/

    posting terus ang, sukses.. :)
    n go blogging Cirebon!

    ReplyDelete
  2. dadie mbahas kirik ya ang wkkwk

    ReplyDelete
  3. Sembarangan ini blog,, hati2 kang kalau mau mengulas tentang Cirebon,

    ReplyDelete
  4. Kirik bisaan pisan wkwkwk mantap

    ReplyDelete
  5. Eh kirik,, mantap cah ulasane... Wkwkwk

    ReplyDelete
  6. Edan Kirik euy Makan daging Kirikkk Kirikkk Ira Anjing Bangsattttt... hahaha Persatuan Salam damai wong Cirtim Alias Cirebon timur🙏

    ReplyDelete
  7. Itu sama aja Musrikkk Bu...
    Itu namanya Menduakan Allah dengan Bantuan Gaib nya😇

    ReplyDelete